Haloo semuanya, kembali lagi ke tulisanku mengenai analisis dan bedah emiten. Kali ini aku mau ngoprek-ngoprek tentang perusahaan tower di indonesia. Ada 3 pemain besar yaitu PT. Sarana Menara Nusantara (TOWR) , PT. Tower Bersama Group , dan PT.Mitratel (MTEL). Namun karena prospektus dan LK MTEL tidak bisa kudownload dari website nya, maka aku membahas lebih ke TOWR, TBIG, dan GHON saja. Ketiganya juga sama-sama bergerak di bidang penyedia jasa sewa tower telekomunikasi.

Dari jumlah kepemilikan tower, MTEL masih lebih unggul dibandingkan ketiga lainnya. Namun perlu dicermati bahwa pertumbuhan kepemilikan tower dari pesaingnya pun cukup cepat. Dan kesemua dari penyedia ini sama-sama mempunyai pelanggan dari semua provider. Jadi contohnya meskipun TBIG, TOWR, dan GHON merupakan saingan dari MTEL yang merupakan anak usaha dan terafiliasi dengan PT. Telkomsel, namun Telkomsel pun tetap bekerjasama dalam penyewaan tenant di perusahaan pesaingnya tersebut.

Jujur saja, sebelumnya saya tidak terlalu tertarik dengan perusahaan yang berbau teknologi, karena perubahan yang begitu cepat dan cenderung sulit untuk diprediksi.

Namun ketika aku membaca sedikit tentang perusahaan GIHON (GHON) ,aku terkesima dengan profit marginnya yang sangat tinggi dibandingkan perusahaan lain dibisnis yang berbeda.

Oleh karena itu, beberapa hari ini aku mulai mengumpulkan informasi dan mengkalkulasi perusahaan-perusahaan di sektor ini untuk dapat gambaran seperti apa bisnisnya.

Meskipun secara teknis nya masih cukup banyak yang aku pertanyakan, tapi overall, aku cukup tertarik dengan bisnis ini .

1.MANAGEMENT

Perusahaan tower ini begitu menggiurkannya sehingga para konglomerasi di Indonesia memiliki bisnis ini.

  • PT. Sarana Menara Nusantara (TOWR) dikuasai oleh keluarga Hartono (BCA, DJARUM) melalui PT Sapta Adhikari Investama yang memegang saham sebanyak 53,94%
  • PT. Tower Bersama Group (TBIG) dikuasai oleh Saratoga (Edwin Soeryadjaya, Sandiaga Uno) melalui PT Wahana Anugerah Sejahtera yang memegang saham sebanyak 34,23% saham
  • PT. Gihon Telekomunikasi Indonesia (GHON) dikuasai 50,4% sahamnya oleh TBIG
  • PT. Daya Mitra telekomunikasi (MTEL) dikuasai oleh negara melalui PT. Telkom yang memegang saham sebanyak 71,8%.

2. KEUNGGULAN BISNIS

Bisnis menara dapat dikatakan mirip bisnis real estate yaitu menyewakan lahan kepada penyewa pertama dan perseroan mendapatkan tambahan pendapatan saat ada penyewa baru di lahan tersebut (colocation).

  1. Menghasilkan arus kas (Free cash flow) yang sangat kuat dan mudah diprediksi dikarenakan kontrak jangka panjang dengan provider (biasanya 10 tahun) dan tidak bisa dibatalkan begitu saja
  2. Margin yang sangat tinggi (GPM>70%) , di bawah saya kasih rekapitulasi profitabilitas masing-masing perusahaan
  3. TIngginya tingkat pertumbuhan, dimana semakin meningkatnya kebutuhan akan penggunaan data internet untuk berinteraksi dan bekerja. Ke depan pertumbuhan dan kecanggihan teknologi handphone (kamera, foto, video, film) akan meningkatkan kebutuhan dan kecepatan data.
  4. Masih tersedianya pertumbuhan untuk bisnis 4G di indonesia (66% 4G Penetrated)
  5. Peluang memasuki era 5G yang membutuhkan Tower karena keterbatasan jumlah spektrum dan frekuensi
  6. Biaya Capex untuk pemeliharaan yang sangat rendah (mengutip jawaban dari manajemen TOWR di pubex 2021 bahwa biaya capex pemeliharaan per tower hanya Rp 5juta)

3. PROFITABILITAS BISNIS

Saya sudah merekapitulasi data-data penting dari laporan keuangan tahunan perusahaan, agar cukup mudah kita lihat bersama.

Kita mulai dari TBIG. Perhatikan bahwa EBITDA atau GPM dari perusahaan rata-rata di kisaran 75%. Amazing bukan? sangat-sangat sedikit perusahaan di bisnis yang lain bisa memperoleh margin sedemikian tingginya.

Namun yang menjadi perhatian adalah ternyata NPM nya turun sangat jauh menjadi rata-rata 29,5%. Tentu saja kalau kita perhatikan, bunga atas pinjaman sangat mempengaruhi penurunan persentasi labanya. Sehingga bisa saya simpulkan bahwa perusahaan lebih memanfaatkan pinjaman dalam pengembangan bisnisnya yang membutuhkan biaya yang cukup besar di awal. Namun dengan NPM 29,5% saja, menurutku itu sudah sangat tinggi juga.

Perhatikan bahwa pelanggannya juga hampir semua provider, sehingga menurut saya bisnis tower ini hampir sama dengan bisnis jalan tol, dimana kalau sudah ada jalur tol di satu titik , tidak akan lagi dibangun jalur tol lain, kecuali trafficnya sudah tak mampu mengimbangi lagi. So, ini merupakan moat tersendiri. Di radius tertentu tidak akan berdiri tower yang berdekatan kecuali memang colocationnya sudah habis.

Perhatikan juga bahwa Cashflow dari operasionalnya sangat positif, sehingga sangat memperkuat Blood nya perusahaan untuk beroperasi.

Dan juga kalau kita lihat di laporan keuangan, bahwa beban pokok (COGS) perusahaan disumbang terbesar oleh depresiasi, sementara beban usaha untuk gaji pegawai dan pemeliharaan sangat kecil dibanding pendapatannya.

So, ini bisnis sangat-sangat menggiurkan.

Oke, sekarang mari kita lihat perusahaan lainnya.

Can you see guys? GPM nya hampir sama bukan? di atas 70%. Yang membedakan adalah beban bunga atas pinjaman yang sangat mempengaruhi tingkat NPM nya.

Kalau terkait perolehan dana, tentu saja masing-masing perusahaan harus mengerahkan kemampuannya untuk dapat menggaet dana murah bisa dari obligasi, maupun dari perbankan. Tapi biasanya dari perbankan bunga nya bisa jadi lebih tinggi. Dan menurutku dengan rating dari para perusahaan pemeringkat, dan kemampuan dalam menghasilkan Free Cash Flow yang sangat kuat, maka tingkat pengembalian bunga atas pinjaman apabila perusahaan menawarkan obligasi, bisa menjadi cukup rendah, dengan tingkat resiko gagal bayar juga yang cukup rendah.

Dan , yang ketiga saya ingin mengunggah perusahan GHON yang ukurannya masih sangat kecil dibandingkan 2 di atas, namun menurutku perusahaan ini sangat sehat, dan juga baru IPO tahun 2018

Dan again, kita melihat perusahaan ini masih juga hampir sama dalam menghasilkan GPM yang di atas 70%, namun perhatikan yang menarik adalah NPM dari GHON ini yang cukup amazing, yakni mencapai rata-rata 48%. Apa yang membuat bisa begitu? tentu saja tingkat bunga atas pinjamannya. Hutang berbunga GHON ini cukup rendah dibandingkan perusahaan sebelumnya. Dimana DER nya hanya di 36%. Sehingga pengembalian bunganya tentu saja cukup rendah.

Dan yang menjadi keuntungan juga adalah, TBIG merupakan pengedali perusahaan ini, sehingga ekspansi nya juga pasti mengikuti TBIG .

So, setelah kita melihat data-data di atas, apakah cukup menarik memiliki saham perusahaan ini?

Tentu saja, di bagian akhirnya kita harus melihat valuasi nya. Jangan sampai kita memiliki perusahan yang bagus namun dengan harga yang kemahalan.

4. VALUASI

Berikut aku membuat rekapitulasi dengan harga masing-masing perusahaan tertera.

Catatan : Data MTEL diambil dari data RTI Bussiness tanggal 15 Januari 2021

Dengan prospek pertumbuhan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pundi-pundi cash, bagaimana menurut kalian perusahaan tower ini?

Apakah ada yang tertarik dengan valuasi di antara keempat di atas?

Hehehe.

Disclaimer : Bukan ajakan membeli atau menjual, keputusan dan dampak yang diakibatkan tentu saja merupakan resiko masing-masing ya. Ini bisa saja analisis yang keliru atau ada yang salah, sehingga kembali lagi ke teman-teman dalam melakukan PR nya masing-masing.

Salam sehat buat kita semua, semoga bermanfaat. Terimakasih

close

Subscribe!

Dapatkan Postingan Terbaru Via Email !

Take a look at our Privacy Policy for more info.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *